Monday, August 7, 2023

Katuk

KATUK (Sauropus androgynus (L.) Merr.)

Suku :
Phyllanthaceae

Nama Daerah :
spying (Malay), simani (Minangkabau), katuk (Sunda), kebing and katukan (Java), and kerakur (Madura), sweet leaf bush/ star gooseberry (English)

Berupa perdu yang tumbuh menahun, berkesan ramping sehingga sering ditanam beberapa batang sekaligus sebagai tanaman pagar yang tingginya sekitar 1–2 m. Batang tanaman ini tumbuh tegak, saat masih muda berwarna hijau, setelah tua menjadi kelabu keputihan, berkayu, dan memiliki percabangan yang jarang.   Penampilan khas dari daun katuk adalah bentuk corak berwarna keperakan pada permukaan atas yaitu terletak di tengah, menyebar, atau campuran dari keduanya.

Sifat dan Khasiat :
Daun katuk mengandung vitamin K, vitamin A, vitami B dan vitamin C. Mineral yang dikandungnya adalah kalsium (hingga 2,8%), besi, kalium, fosfor dan magnesium. Warna daunnya hijau gelap karena kadar klorofil yang tinggi Daun katuk juga mengandung protein, lemak, tanin, saponin flavonoid, dan Alkaloid.
Daun katuk  dapat dimanfaatkan untuk memperbanyak air susu ibu, obat jerawat, juga berkhasiat sebagai obat demam, obat bisul dan obat borok.

Sumber referensi:
https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2018/05/17/katuk-sauropus-androgynus-l-merr/

Sirih Kuning

SIRIH KUNING (Piper betlea)

Suku :
Piperaceae

Nama Daerah :
Suruh (Jawa), sireh (Melayu), bido (Ternate), base (Bali), dan amo (Ambon)

Sirih digunakan sebagai tanaman obat (fitofarmaka); sirih sangat berperan dalam kehidupan dan berbagai upacara adat rumpun Melayu. Di Indonesia, sirih merupakan flora khas provinsi Kepulauan Riau. Masyarakat Kepulauan Riau sangat menjunjung tinggi budaya upacara makan sirih khususnya saat upacara penyambutan tamu dan menggunakan sirih sebagai obat berbagai jenis penyakit. Walaupun demikian, tanaman sirih masih banyak dijumpai di seluruh Indonesia, dimanfaatkan atau hanya sebagai tanaman hias.

Sifat dan Khasiat :
Uji fitokimia  pada  daun sirih  kuning menunjukkan adanya kandungan senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,  terpenoid,  saponin, phenolic,  flavonoid,  dan  tanin.
Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betIephenol), seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kavikol yang memiliki daya mematikan kuman, antioksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bakteri dan cendawan. Daun sirih juga bersifat menahan perdarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan saluran pencernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluarkan dahak, meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan pendarahan. Biasanya untuk obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle, dicuci, digulung kemudian dimasukkan ke dalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif fenol dan kavikol daun sirih hutan juga dapat dimanfaatkan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama penghisap.

Sirih Merah

SIRIH MERAH (Piper ornatum)

Suku :
Piperaceae

Nama Daerah :
Base (Bali), suruh atau sedah (Jawa), seureuh (Jawa Barat), ranub (Aceh)

Sirih merah adalah tumbuhan merambat yang dibudidaya karena khasiat pengobatan dan juga keindahan daunnya. Tumbuhan ini masih berkerabat dekat dengan sirih maupun lada. Nama ilmiah tumbuhan asal Sulawesi ini adalah Piper ornatum. Pada sirih merah, warna daun bagian atas hijau bercorak putih keabu-abuan. Bagian bawah daun berwarna merah hati. Daunnya berlendir, pahit, dan beraroma wangi sirih. Batangnya berjalur dan beruas dengan jarak buku 5--10 cm. Di setiap sambungan batang tumbuh bakal akar. Sirih lebih suka tempat yang teduh. Jika terlalu banyak sinar matahari, batangnya cepat mengering.

Sifat dan Khasiat :
Sudah sejak lama sirih merah dimanfaatkan untuk obat dan diketahui memiliki kandungan penting seperti minyak atsiri, alkaloid, flavonoid, tanin-polifenol, steroid, dan neolignan. Pengujian farmakologi telah membuktikan sirih merah berkhasiat antiinflamasi (antiradang), antimikroba, antifungi (antijamur), analgesik (obat demam), antiproliferasi, bahkan antioksidan.
Sejumlah penelitian juga membuktikan ada senyawa eugenol dalam daun sirih yang berkhasiat antiseptik. Penggunaannya dalam pengobatan gigi sebagai antibakteri. Kandungan eugenol pada tanaman sirih lebih dari 42 persen. Eugenol merupakan senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan jamur. 

Sumber referensi:
https://indonesia.go.id/kategori/seni/1764/khasiat-daun-sirih-bergurat-merah?lang=1#:~:text=Di%20Indonesia%20sirih%20merah%20ini,halnya%20di%20Sulawesi%20atau%20Maluku.

Simbar Layangan

SIMBAR LAYANAGAN (Drynaria sparsisora)

Suku :
Polypodiaceae

Nama Daerah :
Simbar layangan atau simbar manuk (Jawa) atau langlayangan (Sunda), Simbar (Bali), Barang-barang (Makassar), Lilianga (Ternate).

Simbar layangan adalah sejenis tumbuhan paku epifit yang biasa dijumpai di hutan pegunungan Asia Tenggara sampai Australia dan Papua. Paku ini biasanya tumbuh menempel pada batang pohon dan membentuk "cincin" yang mengitari batang pohon. Bentuknya agak mirip dengan ekor tupai tetapi ental bertangkainya lebih kecil dan kaku.

Sifat dan Khasiat :
Akar kusu ditemukan dari Sri Lanka, di seluruh Asia Tenggara hingga China Selatan, Australia Tropis, dan Polinesia. Tanaman ini banyak digunakan sebagai obat sakit mata, sayuran, dan tanaman hias. Tanaman akar kusu banyak ditemukan di perkebunan kelapa sawit di sekitar daerah perkebunan Bangun Bandar.
Mengobati diare, bengkak, bisul, kencing nanah, muntah, mencret, sakit mata, mempermudah persalinan, infeksi telinga.

Sumber referensi:
https://www.socfindoconservation.co.id/plant/261

Krokot

KROKOT (Portulaca oleracea)

Suku :
Portulacaceae

Nama Daerah :
Gelang (Sunda), Krokot (Jawa), Sereyan (Madura), jalu-jalu kiki (Maluku).

Tanaman krokot merupakan terna banyak mengandung air, tumbuh tegak atau sebagian/ seluruh bagian tanaman  merayap di permukaan tanah tanpa keluar akar dari bagian tanaman yang merayap tersebut. Batangnya bulat dan warnanya cokelat keunguan, panjangnya dapat mencapai 50 cm.

Sifat dan Khasiat :
Untuk obat luar, terna segar dapat sebagai obat bisul, ekzema, borok, erysipelas, luka bakar, penyakit ku-lit, gigitan ular dan serangga.Untuk obat dalam (oral) herba krokot banyak sekali digunakan sebagai obat tradisional,  antaralain : untuk  pengobatan disentri, diare akut, radang akut usus buntu (appendicitis acuta), radang payu dara (mastitis), wasir berdarah (hemorrhoidal bleeding), badan pegal-pegal dan sakit (rheumatism), keputihan, gang-guan sistem saluran kencing, sakit kuning (hepatitis), cacingan dan sesak napas digunakan biji/ buahnya, obat masuk angin, diabet, influensa, herpes, liver, gonorrhea, penyakit kelamin, anthrax, tumor,sakit gigi, stroke dan meningkatkan kecerdasan, sebagai tonikum, memperlancar peredaran darah, penguat jantung,  bakterisida.

Pucuk muda dimakan mentah, direbus, atau dikeringkan.

Sumber Referensi:
https://pkht.ipb.ac.id/index.php/2018/07/07/gelang-portulaca-oleracea/